Mengapa memilih Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) ? karena gampang tumbuh walau di lahan kurang subur, sepanjang bukan batu bertanah karena sengon berakar tunjang dan perawatannya yang mudah. Industri kayu lapis juga semakin banyak menggunakan kayu yang masih kerabat dekat tanaman kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Tidaklah heran harga sengon terus naik dari Rp. 300.000,- per meter kubik di tahun 2003 kini menembus Rp. 800.000,-
Dengan jarak tanam 1 x 5 m, Anda bisa menanam 1.750 bibit sengon per hektar. Bila tidak ingin memanfaatkan sela-sela pohon sengon untuk tanaman berumur pendek, jarak tanam bisa dikurangi menjadi 1 x 3 m sehingga bisa ditanami 3.300 bibit per hektar. Selama budidaya sengon, pembudidaya harus rajin memangkas cabang air sejauh 10 – 20 cm dari batang untuk menjaga batang tumbuh tegak lurus. Sengon bisa tumbuh 1 – 1,5 m per tahun, bisa dipanen setelah berumur 8 tahun. Namun karena permintaan pasar, kadang pembudidaya menjual pohon sengon borongan kepada pengepul, yang dikenal dengan sistem tebang tebas, pada usia 5 tahun.
Sebelum panen, pembudidaya tetap bisa memetik laba sengon dari penjarangan tanaman pada tahun ke 2 dan 3 (pertama), tahun ke 4 dan 5 (kedua), serta tahun ke 5 (terakhir). Dengan jarak tanam 1 x 5 m, saat penjarangan pertama diperoleh 675 batang berdiametr 10-15 cm dengan asumsi kerusakan 10%, saat penjarangan ke 2 diperoleh 315 batang berdiameter 15-20 cm (asumsi kerusakan 10%), dan penjarangan ke 3 diperoleh 300 batang berdiameter 20 cm. Jika pembudidaya sabar menunggu 8 tahun, dengan asumsi kerusakan pohon akibat hama dan pohon hanya 10 %, petani bisa memiliki 350 pohon setinggi 12 m yang laku dijual borongan Rp 3 juta per batang. Seorang petani sengon dapat meraih Rp. 1,05 miliar dari panen sengon di lahan 1 hektar.
Meski keuntungannya menggiurkan, ada beberapa hal yang patut diwaspadai, terutama sengon yang ditanam tidak diselingi pohon keras lainnya. Hama boktor (Xystocera festiva dan Xystocera globosa) menyerang sengon dengan melubangi batang hingga mencapai lapisan xylem sehingga dapat mematikan tanaman. Pembudidaya sebaiknya tidak memangkas dahan terlalu sering dan harus segera menutup bekas luka di pohon dengan tanah liat atau disemprot dengan insektisida. Hama lainnya adalah ulat kantong kecil yang memakan jaringan daun bagian bawah. Penyebaran hama bisa dikendalikan dengan memperlebar jarak tanaman. Namun, penanggulangan terbaik saat tanaman mati karena hama adalah menebang pohon tersebut dan membongkar sisa tebangan untuk mencegah menularnya hama ke pohon lain yang masih sehat.
Semoga sedikit informasi ini bermanfaat bagi Anda yang membaca, disamping untuk investasi masa depan kita pun berjasa bagi lingkungan bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar